Pages

Jumat, 30 November 2012

IDENTIFIKASI IPTEK DALAM MENINGKATKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


sebelum saya menjelaskan tentang judul diatas, saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu IPTEK,

     IPTEK adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan teknologi, definisi lebih lengkap tentang teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga menggunakan teknologi.
      Tanpa disadari untuk beraktifitas melakukan pekerjaan sehari-hari mulai pagi dari rumah kesekolah dan kembali kerumah, kamu menggunakan IPTEK. Seseorang menyatakan bahwa manusia sudah menggunakan teknologi sejak zaman dahulu kala, seperti memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah sebagai teknologi sederhana.
     Seiring perkembangan teknologi yang ada, manusia berusaha untuk terus berfikir dan berkarya untuk berusaha menciptakan sesuatu ilmu, atau terobosan baru. diantaranya mungkin ada yang pernah gagal, dan tidak mau mencoba lagi, tapi tidak sedikit pula yang mmencoba hingga hasilnya maksimal, lalu mungkin sekarang timbul pertanyaan dari masing-masing kita, bagaimana hubungan iptek dengan lingkungan kita??? hubungan itu begitu jelas terihat karena seiring dengan berjalan-nya waktu. penduduk yang tinggal di bumi kita ini semakin hari semakin banyak, dan itu membuat banyaknya rumah-rumah yang padat penduduknya alhasil secara tidak langsung mereka melakukan kehidupan layaknya seperti mahluk hidup pada umumnya, yaitu : mencuci, memasak, mandi dan sebagainya,,, sebagian dari mereka pasti mengeluarkan limbah-limbah yang tidak sedikit, oleh karenanya penyuluhan tentang pemanfaatan limbah sudah dilakukan dimana-mana, dan IPTEK yang menangani ini salah satunya adalah pemanfaatan barang-barang bekas / limbah
       banyak cara yang dilakukan orang untuk memanfaatkan limbah diantaranya merubah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak, saya mengutip salah satu blog yang beralamat http://chemedu09.wordpress.com/2012/04/29/limbah-plastik-jadi-bahan-bakar-minyak/

Mungkin berita ini udah lama, tapi gak salah kan kalau di share lagi siapa tahu ada yang belum tahu jadi bisa tahu setelah baca postingan ini…hehe Cekidot !!!


“Plastik yang sulit terurai, ternyata bisa diolah oleh siswa SMKN 3 Jurusan Kimia, Madiun, menjadi minyak untuk bahan bakar lampu tempel dan kompor”

Berkat ketekunan dan keuletan, siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kimia Kota Madiun berhasil menemukan teknologi pengolahan limbah plastik yang bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar minyak (BBM). Dengan bimbingan guru, siswa-siswi di sekolah ini mencoba mendaur ulang limbah-limbah plastik menjadi bahan bakar alternatif yang bermanfaat

“Ide ini muncul setelah melihat banyaknya sampah plastik yang dihasilkan dari rumah tangga. Meskipun dibakar, limbah ini susah terurai. Selain itu, jika dibakar, asapnya mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan,” ujar Kepala SMKN 3 Kimia Kota Madiun, Sulaksono Tavip Rijanto kepada wartapedia. Menurut dia, sejak itulah, dengan didampingi guru pembimbing, anak didiknya mencoba mengolah limbah plastik menjadi barang yang bermanfaat. Plastik itu dari minyak bumi dan bisa dikembalikan menjadi minyak lagi.
“Prosesnya bertahap. Pertama, limbah plastik ini dibakar, lalu penyulingan (firolisis) dan penjernihan. Nah, uap (hidrokarbon) hasil pembakaran inilah yang menjadi minyak yang bisa digunakan untuk bahan bakar,” katanya.

Manfaat minyak dari limbah plastik ini, kata Tavip, sama dengan BBM lainnya dan bahkan kualitasnya lebih baik daripada minyak tanah. Minyak hasil penyulingan dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti untuk minyak kompor dan lampu tempel.



“Sementara, minyak ini baru bisa untuk menyalakan kompor dan lampu tempel. Sedangkan untuk mesin belum diuji, namun menurut penelitian bisa,” tambahnya.
Selain digunakan untuk kompor dan lampu tempel, minyak hasil karya ilmiah SMKN 3 ini juga bisa digunakan untuk membersihkan alat berbahan karet. Hasil pengujian, jika alat berbahan karet dicuci dengan minyak tanah, karet bisa melar, tetapi dengan minyak dari plastik ini, karet  tidak bisa melar.

Tavip berharap, pemerintah ataupun pihak swasta bisa memanfaatkan karya anak didiknya untuk diproduksi secara massal. Pihaknya, siap membantu desain maupun teknologinya.
“Kalau ada yang berminat memproduksi massal, baik pemerintah atau swasta, kita siap membantu. Karena, ini sangat berguna bagi masyarakat. Bisa digunakan sebagai alternatif minyak tanah,” tegasnya.

CARA PEMBUATAN BAHAN BAKAR DARI PLASTIK :
Bahan :


  1. Plastik segala jenis
  2. Tabung Elpiji
  3. Pipa Penyulingan
  4. Tabung pembakar

Proses Pembuatan :

Alat pembakaran dibuat dari tabung gas elpiji yang memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) ukuran 3 kilogram.
Tabung elpiji ini dilubangi dan dipasangi corong besi dengan dilas. Corong ini untuk memasukkan bahan plastik yang dibakar dalam tabung.
Tabung pembakaran dihubungkan dengan pipa penyulingan yang terhubung dengan tabung penadah uap atau hidrokarbon yang mencair jadi minyak.
Plastik yang dimasukkan dalam tabung dipanaskan dengan gas elpiji hingga terurai dan uapnya mengendap menjadi minyak.
Satu kilogram plastik bisa menghasilkan sekitar satu liter minyak.
Agar efisien dan bernilai ekonomis, untuk pembakaran plastik selanjutnya menggunakan minyak plastik hasil penyulingan.


Semoga Bermanfaat

Selasa, 27 November 2012

PENDUDUK


Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
  1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
  2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.


Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonmi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.

KEPADATAN PENDUDUK
 
Kepadatan penduduk  adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ditempati. Kepadatan penduduk akan meningkat jika angka kelahiran tinggi dan angka kematian rendah, apa lagi bila diikuti tingkat imigrasi yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaan dimana pertumbuhan penduduk sangat pesat melebihi daya dukung alam.

DAMPAK KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUGAN

Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan.

Tumbuhnya kawasan industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk di daerah perkotaan menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan yang nyata. Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan kehidupan penduduk berikut ini:

a. Ketersediaan Udara Bersih

Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen diperlukan. Namun kebersihan udara tidak semata-mata ditentukan oleh kadar oksigen saja. Gas-gas lain yang ada di udara seperti karbon dioksida, oksigen nitrogen dan oksigen belerang juga mempengaruhi kualitas udara. Apabila kandungan gas-gas ini meningkat, maka dapat dikatakan bahwa udara telah tercemar.

Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industry yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industry juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (Sox) di udara. Tak heran jika udara pada lingkungan tersebut pasti tercemar.

Oleh karena itu, marilah menanam pohon sebanyak-banyaknya. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.

b. Ketersediaan Pangan

Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kekurangan pangan.

Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan hampir tidak ada lagi. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan. Padahal pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan.

c. Ketersediaan Lahan

Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industry, tempat pertanian, dsb. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering kali dilakukan pembukaan hutan. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi, peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.

d. Ketersediaan Air Bersih

Air bersih yang digunakan sehari-hari sebagian besar berasal dari air tanah, air permukaan, dan air atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3 dari luas bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu, persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industry, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dsb. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
  
e. Pencemaran Lingkungan

Kepadatan populasi manusia berpengaruh pada kondisi ekosistem. Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan.

Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, dilakukan penebangan hutan  yang tidak terkendali sehingga dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut.

Di daerah yang berpenduduk padat, sampah rumah tangga yang dihasilkan juga banyak. Karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran air dan tanah serta banjir.

Selain itu di daerah yang padat, kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.



Teknik Elektro

Teknik Elektro