Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi
dua:
- Orang yang tinggal di daerah tersebut
- Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu
Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi,
dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat
dengan unit-unit ekonmi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.
KEPADATAN PENDUDUK
Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan
luas wilayah yang ditempati. Kepadatan penduduk akan meningkat jika angka
kelahiran tinggi dan angka kematian rendah, apa lagi bila diikuti tingkat
imigrasi yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaan
dimana pertumbuhan penduduk sangat pesat melebihi daya dukung alam.
DAMPAK KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUGAN
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah
yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih sulit
dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, keamanan,
kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat
berdampak pada kerusakan lingkungan.
Tumbuhnya kawasan industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk di
daerah perkotaan menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan yang nyata.
Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan
kehidupan penduduk berikut ini:
a. Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia.
Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti
semakin banyak oksigen diperlukan. Namun kebersihan udara tidak semata-mata
ditentukan oleh kadar oksigen saja. Gas-gas lain yang ada di udara seperti
karbon dioksida, oksigen nitrogen dan oksigen belerang juga mempengaruhi
kualitas udara. Apabila kandungan gas-gas ini meningkat, maka dapat dikatakan
bahwa udara telah tercemar.
Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industry yang
menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar dan batu bara)
mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan
industry juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan
oksida belerang (Sox) di udara. Tak heran jika udara pada lingkungan tersebut
pasti tercemar.
Oleh karena itu, marilah menanam pohon sebanyak-banyaknya. Selain sebagai
penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan
tingkat pencemaran udara.
b. Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya
jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin
banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan
bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kekurangan pangan.
Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan hampir tidak ada lagi.
Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan
pabrik, perumahan, kantor dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa.
Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan
pangan dan lahan. Padahal pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan
produksi pangan.
c. Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk
tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industry, tempat pertanian, dsb.
Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering kali dilakukan pembukaan hutan.
Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu
merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi,
peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan
bertambahnya kepadatan penduduk.
d. Ketersediaan Air Bersih
Air bersih yang digunakan sehari-hari sebagian besar berasal dari air
tanah, air permukaan, dan air atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap, sedangkan
jumlah penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3 dari luas
bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung.
Oleh karena itu, persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah
yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industry, untuk
memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dsb. Jumlah penduduk yang
meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
e. Pencemaran Lingkungan
Kepadatan populasi manusia berpengaruh pada kondisi ekosistem. Aktivitas
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada
lingkungan.
Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, dilakukan
penebangan hutan yang tidak terkendali sehingga dapat mengakibatkan
berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan
kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut.
Di daerah yang berpenduduk padat, sampah rumah tangga yang dihasilkan juga
banyak. Karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang
di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul
pencemaran air dan tanah serta banjir.
Selain itu di daerah yang padat, kebutuhan transportasi juga bertambah
sehingga jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan
pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar