Pages

Rabu, 01 Januari 2014

Tugas 3 : Depresiasi

A. PENGERTIAN DEPRESIASI

Depresiasi atau penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.

Depresiasi secara umum dapat digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu :
  1. Depresiasi yang disebabkan antara lain mesin-mesin atau peralatan yang digunakan semakin tua sehingga kemampuannya berkurang (physical degradation).
  2. Depresiasi yang disebabkan antara lain karena semakin majunya perkembangan teknologi, sehingga diperlukan mesin-mesin atau peralatan-peralatan baru yang lebih efisien dan ekonomis daripada yang dipakai sekarang atau karena adanya perubahan demand di masyarakat baik dari segi kualitas maupun kuantitas sehingga diperlukan tambahan mesin-mesin dan peralatan-peralatan baru (functional depreciation).

B. KRITERIA BARANG TERKENA DEPRESIASI

Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut :
  1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
  2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu dan umurnya harus lebih lama dari satu tahun.
  3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/kehancuran, usang atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
  4. Bukan inventaris, properti investasi, persediaan atau stok penjualan.

Properti yang dapat didepresikan dikelompokkan menjadi :
  1. Nyata (tangible) : dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis, serta properti riil seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
  2. Tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.

C. METODE PERHITUNGAN DEPRESIASI 

  1. Metode Garis Lurus (Straight Line Depreciation)
    Dalam metode garis lurus maka nilai terdepresi / nilai yang didepresiasikan dari sebuah aktiva dibagi rata sepanjang taksiran umur manfaat aktifa tersebut.



    Contoh :
    PT Jaya Abadi membeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 35.000.000,- Diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp 3.000.000,- Maka penyusutan pertahunnya adalah:
    Depresiasi = ( Rp 35.000.000 - Rp 3.000.000 ) / 5 = Rp 6.400.000,-
     

  2. Sum of Years Depreciation
    Jumlah depresiasi dihitung berdasarkan pada serangkaian angka pecahan yang denominator atau penyebutnya diambil dari jumlah rentetan angka tahun tersebut. Angka tahun yang terbesar digunakan sebagai numerator atau pembilang dari angka pecahan untuk depresiasi tahun pertama.

    Contoh :
    Sebuah truk dibeli oleh PT Turbo pada tanggal 1 Januari 19x1. Harga beli Rp 12.000.000, biaya perbaikan Rp 1.000.000, taksiran nilai residu Rp 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun. Tentukan depresiasi !


  3. Unit Produksi Depresiasi
    Dalam metode ini nilai depresiasi tergantung kepada banyaknya produksi yang sudah dihasilkan oleh aktiva tersebut (biasanya berupa mesin produksi). Semakin banyak produksi yang dihasilkan oleh mesin tersebut maka akan semakin banyak pula depresiasinya.




    Contoh :

    Sebuah truk dibeli oleh PT Turbo pada tanggal 1 Januari 19x1, harga beli Rp 12.000.000, biaya perbaikan Rp 1.000.000, taksiran nilai residu Rp 1.000.000, taksiran masa manfaat 100.000 Km. Tentukan depresiasi missal tahun 19x1 truk dipakai 15.000 Km, 19x2 30.000 Km, 19x3 20.000 Km, 19x4 25.000 dan 19x5 10.000 Km.





SUMBER:

Tugas 3 : Deplesi

Deplesi merupakan istilah lain dari penyusutan atau amortisasi. Deplesi digunakan khusus untuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan, dan sebagainya.

Deplesi dihitung dengan tarif deplesi yang diperoleh dari beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak penambangan dibagi estimasi hasil yang akan diperoleh.

Pencatatan deplesi adalah dengan mendebit biaya deplesi dan mengkredit akumulasi deplesi. Deplesi tidak persis sama dengan depresiasi, walaupun keduanya merupakan alokasi harga perolehan. Ada perbedaan antara pengertian deplesi dengan pengertian depresiasi. Deplesi merupakan perwujudan berkurangnya kuantitas kandungan sumber alam. Biaya deplesi membentuk harga pokok jadi dan yang jelas istilah deplesi digunakan untuk alokasi harga perolehan aktiva sumber alam.

Ilustrasi 1 :
PT Andalan Tambang memperoleh hak penambangan sebesar Rp 500.000.000.000,- Estimasi hasil yang terkandung di dalamnya sebesar 1.000.000 ton bahan tambang. Tahun pertama berhasil ditambang sebesar 26.500 ton, maka Jurnal Deplesi yang dilakukan akhir tahun pertama adalah :

D = Beban Deplesi = Rp 13.250.000.000,-
K = Akumulasi Deplesi = Rp 13.250.000.000,-

Keterangan :
Besarnya deplesi tergantung pada jumlah ton yang berhasil ditambang.

Ilustrasi 2 : 
Pada tanggal 5 Januari 20A PT Perkasa membeli tanah yang mengandung bijih besi seharga Rp 100 milyar. Estimasi nilai sisa tanah seharga Rp 20 milyar. Hasil survey geologi pada saat pembelian terdapat 2 juta bijih besi yang dapat diambil. Pada tahun 20A dikeluarkan biaya untuk pembuatan jalan dan proses pengeluaran bijih besi sejumlah Rp 750 juta. Pada tahun 20A, 50.000 ton telah ditambang. Survey baru dilakukan pada akhir tahun 20B dan diperkirakan ada 3 juta ton bijih besi yang terkandung di dalam tambang. Pada tahun 20B, 125.000 ton bijih besi berhasil ditambang. Hitunglah beban deplesi tahun 20A dan 20B !

Beban deplesi tahun 20A :
Harga sumber daya - nilai sisa = Rp 80.000.000.000,-
Perbaikan lahan jalan = Rp 750.000.000,-
Jumlah = Rp 80.750.000.000,-

Estimasi bijih besi = 2.000.000 ton
Biaya deplesi per ton = Rp 40.375,-

Beban deplesi tahun 20A = 50.000 ton x Rp 40.375 = Rp 2.018.750.000

Beban deplesi tahun 20B:
Harga sumber daya (neto) = Rp 80.750.000.000,-
Beban deplesi tahun 20A = Rp 2.018.750.000,-
Sisa pada awal tahun 20A = Rp 78.731.250.000,-
Sisa bijih besi setelah survey (ton) = 3.125.000 ton
( 3.000.000 + 125.000)
Biaya deplesi per ton = Rp 25.194,-

Biaya deplesi tahun 20B = 125.000 x Rp 25.194 = Rp 3.149.250.000,-

SUMBER:

Teknik Elektro

Teknik Elektro